LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAMA TERPADU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
      Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.Serangga dikatakan hama apabila serangga tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak, tanaman serat, hasil pertanian atau panen, pengolahan dan dalam penggunaannya serta dapat bertindak sebagai vektor penyakit pada tanaman, binatang dan manusia, dapat merusak tanaman hias , bunga serta merusak bahan bangunan dan milik pribadi lainnya.Ilmu penyakit adalah karakteristik penyakit,penyebab penyakit,interaksi tumbuhan dan patogen dan lingkungan dan factor-faktor perkembangan penyakit.Tanda penyakit seperti pada bagian dari penyakit yang terdapat pada gejala yang sakit.
     Sebagian orang dari desa Blang Dalam Tunong bekerja sebagai pegawai negeri dan juga sebagai petani.Petani pada umumnya belum begitu mengerti tentang cara menerapkan cara pengendalian hama dan penyakit yang tepat dan benar,yang petani tahu hanya menyemprot hama atau penyakit dengan pestisida yang sering dipakai itupun takarannya kadang-kadang belum tepat,karena sedikitnya infomasi yang petani tahu tentang penggunaan pestisida yang bagus,tepat dan benar,sehingga membuat para petani kewalahan dalam mengatasi hama dan penyakit.Dalam bercocok tanam atau bertani,para petani harus mengetahui gejala-gejala yang timbul sehingga para petani bisa tahu bagaimana cara mengatasinya.Kedisiplinan dalam bertani juga perlu sehingga bisa menjaga lingkungan tetap bersih terutama dari botol pestisida.
1.2.Tujuan
1.Untuk mengetahui seberapa disiplinkah para petani dalam menggunakan pestisida.
2.Untuk mengetahui seberapa pemahaman para petani dalam mengendalikan hama dan penyakit
3.Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang penggunaan pestisida

1.3.Manfaat Praktikum
Untuk mengetahui sikap,prilaku dan tidakan para petani dalam penggunaan pestisida.


         BAB II
       TINJAUAN TEORI
2.1 Pengetahuan Petani
Ancok (dalam Saefudin, 1989) menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian melahirkan sikap dan pada gilirannya melahirkan perbuatan atau tindakan.  Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, dimana pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap hal tersebut, demikian pula sebaliknya.. Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, hlm. 121).
 Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut ( Istiari, 2000). Sebagai salah satu aspek dari prilaku, pengetahuan merupakan suatu kemampuan individu (petani) untuk mengingat-ingat segala  materi yang dipelajari dan kemampuan untuk mengembangkan intelegensi (Soedijanto, 1978).
2.2 Sikap Petani
Soediejanto (1978) menyebutkan bahwa sikap petani diartikan sebagai suatu kecenderungan petani untuk bertindak, seperti tidak berprasangka terhadap hal-hal yang belum dikenal, ingin mencoba sesuatu yang baru, mau bergotong royong secara swadaya. Tindakan terdiri dari beberapa tingkat yaitu:
1. Presepsi Mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan      tindakan yang akan diambil.
2. Respon Terpimpin Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.                                                
3. Mekanisme Dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
5. Adopsi Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
 Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesepian yang di atur melalui pengalaman yang di berikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon di individu semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya(Widayatun,1999).
Disebutkan bahwa sikap positif akan terjadi apabila terdapat suatu kecendrungan untuk menerima perilaku yang dianjurkan, dan sebaliknya sikap negatif terjadi jika terdapat kecendrungan yang menolak terhadap suatu objek tertentu. Diantara sikap yang positif dan negatif tersebut terdapat sikap yang ragu-ragu (Nuraini dan Sudarta, 1991).















BAB III
 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian di laksanakan di Desa blang dalam tunong kecamatan Nisam, kabupaten Aceh utara. Pada umumnya Masyarakat blang dalam tunoeng relatif homogen pada jenis pekerjaan yaitu petani padi sawah dan komoditas pertanian yang dibudidayakan yaitu padi sawah, waktu pelaksaan penelitian  dilakukan pada tanggal 24,25 dan 31 okteber 2014.
Pemilihan Lokasi di desa blang dalam tunoeng  dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan yaitu:
a. Desa sampel memiliki lahan sawah yang mendapatkan pengairan irigasi;
b.Desa sampel merupakan tempat tinggal salah seorang mahasiswa pertanian yang mengambil Mata kuliah PTHPT.

3.2. Pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah dengan melakukan wawancara petani padi sawah dari desa yang telah dipilih yaitu desa blang dalam tunoeng. petani padi sawah yang menjadi responden adalah 30 petani, pertemuan dengan petani responden dilakukan secara langsung di sawah atau dirumah.
3.3 Teknik pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitiaqn adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani responden yang menggunakan panduan kuisioner terstruktur dan pengamatan langsung di lapangan. Kuisioner di rancang sedemikian rupa untuk mengetahui karateristik petani dan usaha taninya, aspek pengetahuan, aspek sikap, aspek penerapan atau tindakan petani terhadap penggunaan pestisida. Informasi pestisida yng digunakan oleh petani di peroleh dengan mencatat nama dagang dari pestisida.
Data sekunder diperoleh dari badan pusat statistik (BPS) Kabupaten aceh utara dan studi literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian.

3.4. Analisis Data
Pengetahuan, sikap, dan tindakan dinilai dari prinsip-prinsip pengendalian hana terpadu (PHT) yaitu penggunaan pestisida seminimal mungkin berdasarkan prinsip kehati-hatian dengan mempertimbangkan aspek keamanan aplikasi dan lingkungan. Penggologan kategori pengetahuan, sikap, dan tindakan berdasarkan prinsip-prinsip PHT disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Kategori pengetahuan, sikap, dan tindakan petani responden
Variabel Kategori
Pengetahuan a. Rendah (jika ≤ 4 jawaban yang benar)
b. Tinggi   (jika > 4 jawaban yang benar)
Sikap a. Negatif  (jika ≤ 4 jawaban yang benar)
b. Positif   (jika > 4 jawaban yang benar)
Tindakan a. Salah    (jika ≤ 7 jawaban yang benar)
b. Benar (jika > 7 jawaban yang benar)






Penggolongan kategori karakteristik petani responden seperti umur, pendidikan, status kepemilikan lahan, luas lahan, pola tanam, dan pengalaman berusaha tani disajikanpada tabel 2.
Tabel 2. kategori karakteristik petani responden
Variabel Kategori
Umur a. Tua (jika umur petani responden > 40 tahun)
b. Muda (jika umur responden ˂ 40 tahun)
Pendidikan a. Tinggi (jika petani responden memiliki tingkat pendidikan dari SMA atau sederajat sampai perguruan tinggi)
b. Rendah (jika petani responden memiliki tingkat pendidikan dari tidak tamat SD sampai SMP atau sederajat)
Status kepemilikan lahan a. Milik sendiri
b. Bukan milik sendiri seperti lahan gadai, sewa, dan bagi hasil
Luas lahan a. Luas (jika petani melakukan budidaya padi sawah dengan luas area > 0,5 ha)
b.sempit (jka petani melakukan budidaya padi sawah dengan luas area ˂ 0,5 ha)
Pola anam a. System of rice intensification (SRI)
b. Konvensional atau cara petani setempat
c. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
d. Mina Padi
Pengalaman berusaha tani a. Lama (jika petani responden memiliki pengalaman berusaha tani > 10 tahun)
b. Baru (jika petani responden memiliki pengalaman berusaha tani ˂ 10 hari)








BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Petani Responden
Tabel 3. Karakteristik petani dan usaha tani
Variabel Diskripsi Jumlah responden (jiwa) (%)
Umur 21–30 tahun 2 (6.67)
31–40 tahun 8 (26.67)
41–50 tahun 15(50.00)
> 50 tahun 5 (16.67)
Pendidikan Tidak tamat SD 4 (13.33)
SD 8 (26,67)
SMP dan sederajat 16 (53.33)
SMA dan sederajat 2 (6.67)
Perguruan Tinggi 0 (0.00)
Status kepemilikan lahan Milik sendiri 19(63.33)
Sewa              7(23.33)
Gadai 2(6.67)
Bagi Hasil                2(6.67)
Luas lahan < 0,5 ha 23(76.67)
> 0,5 ha 7(23.33)
Pola tanam padi Legowo 16 (53.33)
Konvensional 14 (46.67)
SRI 0(0.00)
Mina Padi 0(0.00)
Varietas Ciherang                0(0.00)
Pengalaman berusaha tani <10 tahun 9(30.00)
>10 tahun 21(70.00)
Tabel 3 ini menunjukkan semua karakteristik petani yang ada di desa blang dalam tunong dari segi umur,latar belakang pendidikan,status kepemilikan lahan,luas lahan,pola tanam,varietas yang digunakan,dan lamanya berpengalaman bertani.



Tabel 4. Katagori karakteristik petani dan usaha tani
Variabel Katagori Jumlah responden (jiwa) (%)
Umur Tua (> 40 tahun) 20(66.67)
Muda (< 40 tahun)            10 (33.33)
Pendidikan Tinggi 2 (6.66)
Rendah             28(93.33)
Status kepemilikan lahan Milik sendiri 19(63.33)
Bukan milik sendiri 11(36.67)
Luas lahan Sempit (< 0,5 ha) 23(76.67)
Luas (> 0,5 ha) 7 (23.33)
Pola tanam padi Legowo 16 (53.33)
Konvensional             14(46.67)
SRI 0 (0.00)
Mina Padi 0 (0.00)
Pengalaman berusaha tani Baru (<10 tahun) 9(30.00)
Lama (>10 tahun) 21 (70.00)

           Sebagian besar petani responden adalah petani berusia tua(66.67) dengan 20 orang dan petani berusia muda(33.33) dengan 10 orang.Berdasarkan tingkat pendidikan petani banyak yang berpendidikan rendah 28 orang(93.33).Status kepemilikan lahan yang digunakan adalah milik sendiri 19 orang(63.33)Luas lahan petani adalah sempit 23(76.67).Pola tanam yang digunakan petani legowo 16 orang(53.33).
4.2. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani dalam Penggunaan Pestisida
            Hasil dari wawancara yang sudah kami lakukan,dapat di jabarkan melalui 3 aspek,yang mencakup aspek pengetahuan,sikap,dan tindakam petani dalam pengguaan pestisida di Desa Blang dalam tunong.Berikut ini adalah data-data yang sudah kami rangkupkan.




4.2.1. Aspek Pengetahuan
Tabel 5. Pengetahuan petani responden terhadap penggunaan pestisida
Pernyataan Jawaban responden (jiwa) (%)
Benar Salah
a. Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama dapat juga digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman ataupun gulma 6(20.00) 24(80.00)
b. Penyemprotan pestisida dilakukan ketika teknik pengendalian lain tidak dapat mengendalikan OPT 17(56,67) 13(43.33)
c. Semua jenis pestisida dapat dicampur 17 (56.67) 13 (43.33)
d. Penyemprotan pestisida menggunakan alat pelindung 16 (53.33) 14 (46,67)
e. Penyemprotan pestisida dilakukan secara berjadwal sejak tanam sampai panen 30(100.00) 0(0.00)
f. Penyemprotan pestisida menggunakan dosis atau konsentrasi yang sesuai anjuran 30(100.00)        0 (0,00)
g. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mematikan musuh alami dan serangga berguna lainnya 27(90.00) 3(10.00)
h. Penyemprotan pestisida dilakukan dengan berjalan melawan arah angin 14 (46.67) 16(53.33)

4.2.2. Aspek Sikap
Tabel 6. Sikap petani responden terhadap penggunaan pestisida
Pernyataan Jawaban responden (jiwa) (%)
Setuju Tidak setuju
a. Tanaman yang sering disemprot pestisida dapat mengandung racun 17 (56.67) 13 (43.33)
b. Penyemprotan pestisida dapat dilakukan menjelang panen 0 (0.00) 30(100.00)
c. Pestisida yang sudah kadaluarsa masih dapat digunakan 2(6.67) 28(93.33)
d. Penyemprotan pestisida dapat menyebabkan OPT menjadi tahan 15(50.00) 15 (50.00)

e. Penyemprotan pestisida berulang kali pada saat harga jual hasil panen meningkat 6(20.00) 24(80.00)
f. Penyemprotan pestisida dilakukan berdasarkan petani lain 25(83.33) 5(16.67)
g. Membaca petunjuk penggunaan pestisida pada lebel kemasan sebelum melakukan penyemprotan 30 (100,00) 0 (0,00)
h. Penggunaan kelengkapan keamanan pada saat melakukan penyemprotan 10(100,00) 0 (0,00)

4.2.3. Aspek Tindakan
Tabel 7. Tindakan petani responden terhadap penggunaan pestisida
Pernyataan Jawaban Jumlah responden    (jiwa) (%)
a. Insektisida digunakan untuk mengendalikan serangga hama Ya 26 (86.67)
Tidak 4(13.33)
b. Fungisida digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman Ya 28 (93.33)
Tidak 4 (13.33)
c. Herbisida digunakan untuk mengendalikan gulma Ya            28(93,33)
Tidak 4(13.33)
d. Penyemprotan pestisida dilakukan berdasarkan: Saat munculnya gejala kerusakan 23(76.67)
Jika OPT telah menyebar di pertanaman 0 (0.00)
Teknik pengendalian lainnya tidak dapat mengendalikan OPT 0 (0.00)
Sebelum OPT muncul di pertanaman 7 (23.33)
Lain-lain 0 (0,00)
e. Pengukuran kerusakan tanaman sebelum melakukan penyemprotan pestisida Ya 17 (56.67)
Tidak 13(43.33)


Tabel 8. Tindakan petani responden terhadap penggunaan pestisida (lanjutan)

Pernyataan Jawaban Jumlah responden    (jiwa) (%)
f. Penggunaan dosis atau konsentrasi pestisida sesuai anjuran Ya 28 (93.33)
Tidak 2(6.,67)
g. Pencampuran pestisida pada saat melakukan penyemprotan Ya 20(66.67)
Tidak 10(33.33)
h. Jenis pestisida yang dicampur 2 12 (40.00)
3 10 (33.33)
> 3 0(0,00)
i. Alasan melakukan pencampuran pestisida Menghemat biaya 2 (6.67)
Menghemat waktu 1 (3.33)
Meningkatkan daya kerja atau daya bunuh 3 (10.00)
Meningkatkan hasil 16(53.33)
Lain-lain            0(0.00)
j. Menggunakan kelengkapan keamanan penyemprotan pestisida Ya 28 (93.33)
Tidak 2 (6.67)
k. Pencucian terhadap alat aplikasi setelah penyemprotan Ya 23 (76.67)
Tidak 7(23.33)
l. Penyimpanan pestisida Dapur 5 (16.67)
Gudang penyimpanan 23 (76.67)
Ruang tamu 0 (0,00)
Kandang hewan ternak 2(6.67)
Lain-lain 0(0,00)
m. Penangganan terhadap kaleng atau bungkusan bekas pestisida Dikubur dalam tanah 16(53.33)
Dibuang ke sawah 0(0,00)
Dibuang ke saluran air 1(3.33)
Dibuang ke tempat sampah 11 (36.67)
Dibakar 2 (6.67)
n. Tindakan terhadap petani lain yang mengalami keracunan pestisida Dibawa ke dokter atau Puskesmas 26 (86.67)
Diberikan minuman air kelapa atau susu 2 (6.67)
Pertolongan pertama seperti melakukan pemuntahan 2(6.67)
o. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan pada pagi atau sore Ya 30(100.00)
Tidak 0(0,00)
p. Tindakan melakukan aktivitas makan, minum, dan merokok pada saat penyemprotan Ya 4 (13.33)
Tidak 26(86.67)

4.4. Hubungan Karakteristik Petani dengan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani dalam Penggunaan Pestisida


Tabel 10. Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida dengan karakteristik petani
Aspek  pengetahuan Umur (jiwa) (%) Total Pendidikan   (jiwa) (%) Total Status kepemilikan lahan (jiwa) (%) Total Luas lahan  (jiwa) (%) Total Pola tanam
(jiwa) (%) Total Pengalaman berusaha tani (jiwa) (%)
Muda Tua Rendah Tinggi Milik sendiri Bukan milik sendiri Sempit Luas PTT Konvensional SRI Mina Padi Baru Lama Total
Rendah 3
(10.00) 7
(23.33) 10 9
(30.00) 1
(3.33) 10 6
(20.00) 4
(13.33) 10 7
(23.33)    3
(10.00) 10 6
(20.00)          4
(13.33) 0
(0,00) 0
(0,00) 10 2
(6.67) 8
(26.67) 10
Tinggi 7
(23.33) 13
(43.33) 20 19
(63.33) 1
(3.33) 20 13
(46.33) 7
(23.33) 20 16
(53.33) 4
(13.33) 20 10
(10.33)         10
(33.33) 0
(0.00) 0
(0.00) 20 7
(23.33) 13
(43.33) 20
Total 10 20 30 28 2 30 19 11 30 23 7 30 16 14 0 0 20 9 21 30






Tabel 11. Tabulasi silang antara sikap petani dalam penggunaan pestisida dengan karakteristik petani
Aspek  sikap Umur (jiwa) (%) Total Pendidikan   (jiwa) (%) Total Status kepemilikan lahan (jiwa) (%) Total Luas lahan  (jiwa) (%) Total Pola tanam
(jiwa) (%) Total Pengalaman berusaha tani (jiwa) (%) Total
Muda Tua Rendah Tinggi Milik sendiri Bukan milik sendiri Sempit Luas PTT Konvensional SRI Mina Padi Baru Lama
Positif 10
(33.33) 20
(66.67) 30 28
(93.33) 2
(6.67) 30 19
(63.33) 11
(36.67) 30 23
(76.67) 7
(23.33) 30 16
(53.33) 14
(46.67) 0
(0.00) 0
(0.00) 20 9
(30.00) 21
(70.00) 30
Negatif 0
(0,00) 0
(0,00) 0 0
(0.00) 0
(0,00) 0 0
(0,00) 0
(0,00) 0 0
(0.00) 0
(0,00) 0 0
(0,00) 0
(0,00) 0
(0,00) 0
(0,00) 0 0
(0,00) 0
(0.00) 0
Total 10 20 30 28 2 30 19 11 30 23 7 30 16 14 0 0 20 9 21 30


Tabel 12. Tabulasi silang antara tindakan petani dalam penggunaan pestisida dengan karakteristik petani
Aspek  tindakan Umur (jiwa) (%) Total Pendidikan   (jiwa) (%) Total Status kepemilikan lahan (jiwa) (%) Total Luas lahan  (jiwa) (%) Total Pola tanam
(jiwa) (%) Total Pengalaman berusaha tani (jiwa) (%) Total
Muda Tua Rendah Tinggi Milik sendiri Bukan milik sendiri Sempit Luas PTT Konvensional SRI Mina Padi Baru Lama
Benar 9
(30.00) 16
(53.33) 25 24
(80.00 1
(3.33) 25 15
(50.00) 10
(33.33) 25 19
(63.33) 6
(20.00) 25 14
(46.67) 11
(36.67) 0
(0.00) 0
(0.00) 25 8
(26.67 17
(56.67) 25
Salah 1
(3.33) 4
(13.33) 5 4
(13.33) 1
(3.33) 5 4
(13.33) 1
(3.33) 5 4
(13.33) 1
(3.33) 5 2
(6.67) 3
(10.00) 0
(0,00) 0
(0,00) 5 1
(3.33) 4
(13.33) 5
Total 10 20 30 28 12 30 19 11 30 23 7 30 16 14 0 0 30 9 21 30







Tabel 13. Nilai khi-kuadrat (²) hubungan karakteristik petani dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan petani dalam penggunaan pestisida
Variabel karakteristik petani ² hitung ² tabel          (db = 1, db = 3)
Pengetahuan Sikap Tindakan 0,05 0,01
Umur 1.330 tn 0.791 tn 0.039 tn 3,841 6,635
Pendidikan 2.571 ** 2.414 * 0.918 ** 3,841 6,635
Status kepemilikan lahan 0.286 tn 0.443 tn 0.918 tn 3,841 6,635
Luas lahan 0.667 tn 0.115 tn 0.238 ** 3,841 6,635
Pola tanam 0.231 ** 0.159 tn 0.330 tn 7,815 11,345
Pengalaman berusaha tani 0.480 ** 0.517 tn 11.071 tn 3,841 6,635
tn : tidak berbeda nyata
* : berbeda nyata
 ** : sangat berbeda nyata

          Tabel 13 menunjukkan nilai khi-kuadrat dari masing-masing aspek yang mencakup umur,pendidikan,status,kepemilikan lahan,luas lahan,pola tana,dan lam berpengalaman dalam bertani
4.5. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani dalam Penggunaan Pestisida

Tabel 14.Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan sikap petani dalam penggunaan pestisida

Tingkat pengetahuan Sikap Total ² hitung ² tabel        (db = 1)
Positif Negatif 0,05 0,01
Rendah 4 1 5 5,172** 3,841 6,635
Tinggi 25 0 25
Total 29 1 30
** : berbeda sangat nyata

Tabel 15. Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan tindakan petani dalam penggunaan pestisida
Tingkat pengetahuan Tindakan Total ² hitung ² tabel        (db = 1)
Benar Salah 0,05 0,01
Rendah 5 0 5 0,429** 3,841 6,635
Tinggi 23 2 26
Total 28 2 30
** : berbeda sangat nyata

Tabel 16. Tabulasi silang antara sikap dengan tindakan petani dalam penggunaan pestisida
Sikap Tindakan Total ² hitung ² tabel        (db = 1)
Benar Salah 0,05 0,01
Positif 27 2 29 0,074** 3,841 6,635
Negatif 1 0 1
Total 28 0 28
** :  berbeda sangat nyata

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil servay membuktikan banyak petani yang percaya bahwasanya tanaman yang sering di somprot pestisida akan mengandung racun dan banya juga petani yang tidak setuju apabila melakukan penyemprotan pada saat mau panen, banyak petani yang tidak setuju penyomprotan dalakukan berulang kali pada saat harga jual hasil panen meninggkat, petani juga membaca petunjuk dan bertanya kepada pedangan tentang tata cara menggunakan pestisida tertentu, dan masih banyak petani yang menggunakan perlengkapan pada saat penyemprotan di lakukan.
Petani menyemprot  pertisida dengan menggunakan dosis atau konsentrasi sesuai anjuran dan melakukan penyemprotan pada saat muncul seragan OPT,biasanya petani melakukan penyemprotan pagi hari, ada juga  petani yang melakukan penyemprotan pada  siang hari,penyemprotan dilakukan secara berjadwal dari penanaman sampai panen.

5.2. Saran
Dengan melakukan praktikum ini diharapkan kepada mahasiswa agar mengerti tata cara menggunakan pestisida dengan baik, yaitu dengan cara memadukannya dengan bahan organik.








DAFTAR PUSTAKA

Soedijanto, 1978. “Beberapa Konsep Proses Belajar dan Implikasinya”. Bogor: Institut Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian Ciawi.
Nuraini, Ni Ketut dan Sudarta, Wayan, 1991. Perilaku Petani Terhadap Pemakaian Insektisida dalam Pengendalian Hama Tanaman Padi di Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali. Denpasar: Universitas Udayana.
Saefudin, Azwar. 1989. Sikap Manusia Teori dan Pengalaman. Liberty, Yogyakarta. Mar’at. 1984. “SikapManusia, PerubahansertaPengukurannya:.Jakarta: Ghalia Indonesia.















Komentar

Postingan Populer