laporan praktikum irigasi dan drainase


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan, pembagian, dan pemberian air ke lahan usahatani (http://kuliahitukeren.blogspot.com). Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman.  Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal.  Pemberian air irigasi yang efisien selain  dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh  kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Irigasi langkahan merupakan salah satu irigasi yang ada di Aceh yang mana sumber air irigasinya dari sungai yang ada di kecamatan langkahan. Irigasi langkahan terdapat beberapa pintu air,adapun guna pintu air tersebut untuk membagi air ke sawah dalam beberapa daerah. Adapun pintu air ini di sebut dengan bja,yang terdiri dari bja0 sampai ke bja5





1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui bagaimana irigasi dialiri.
Mengetahui sistem irigasi.
Mengetahui sumber irigasi yang ada di sebagian besar Aceh Utara berasal.
kegunaan irigasi serta fungsinya .



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Irigasi
2.1.1 Sejarah Irigasi Di Indonesia
Sejarah irigasi di Indonesia telah cukup panjang. Yang pertama kali dimulai pada zaman Hindu yang ditunjukkan pada pertanian padi sistem Subak di Bali, sistem Tuo Banda di Sumatera Barat, sistem Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan dan sistem kalender pertanian Pranatamangsa di Jawa. Yang kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Belanda serta di zaman Indonesia membangun (sekitar tahun 1970-an).

Bangunan irigasi pertama di Indonesia, dibangun di Jawa Timur yang dibuktikan dengan prasasti Harinjing yang saat ini disimpan di Museum Jakarta. Dari data prasasti tertua di Indonesia menyebutkan pula bahwa saluran air tertua telah dibangun di Desa Tugu dekat Cilincing dalam abad ke-V Masehi.

2.1.2  Sejarah Irigasi Di Langkahan
 Irigasi yang terletak di Langkahan didirikan oleh PT. Adi Karya pada tahun 1976 di Gampong Rumoh Rayeuk dan selesai pada tahun 1989. dan diresmikan pada tahun 1990 oleh PT, PP. irigasi ini dibangun yang tujuan utamanya adalah untuk mengairi air kesawah petani dan juga untuk menghindari dari pada kekeringan air dan yang kedua tujuan irigasi ini untuk meningkatkan produksi pertanian yang dulunya petani dilangkahan hanya turun kesawah setahun sekali  dengan upaya pemerintah membangun irigasi di langkahan hampir seluruh sawah di aceh utara di aliri air dari irigasi langkahan.






2.2 Pengertian Irigasi
Irigasi adalah suatu usaha manusia untuk menambah kekurangan air dari dari pasokan air hujan untuk pertumbuhan yang optimum.
Menurut Erman Mawardi dalam bukunya "Desain Hidraulik Bangunan Irigasi" dijelaskan bahwa irigasi adalah usaha untuk memperoleh air yang menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk keperluan penunjang produksi pertanian. Kata Irigasi berasal dari kata irrigate dalam bahasa Belanda dan irrigation dalam bahasa Inggris.
2.3 Bangunan Irigasi
Keberadaan  bangunan  irigasi  diperlukan  untuk  menunjang  pengambilan dan  pengaturan air  irigasi.  Beberapa jenis  bangunan irigasi  yang  sering  dijumpai dalam praktek irigasi antara lain (1) bangunan utama, (2) bangunan pembawa, (3) bangunan  bagi,  (4)  bangunan  sadap,  (5)  bangunan  pengatur  muka  air,  (6) bangunan  pembuang  dan  penguras  serta  (7)  bangunan  pelengkap  (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Menurut  Direktorat  Jenderal  Pengairan  (1986)  bangunan  utama dimaksudkan  sebagai  penyadap  dari  suatu  sumber  air  untuk  dialirkan  ke  seluruh daerah  irigasi  yang  dilayani.  Berdasarkan  sumber  airnya,  bangunan  utama  dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, (1) bendung, (2) pengambilan bebas, (3) pengambilan dari waduk, dan (4) stasiun pompa. Direktorat  Jenderal  Pengairan,  1986)  memberikan    penjelasan  mengenai berbagai saluran yang ada dalam suatu sistem irigasi sebagai berikut :
1. Saluran  primer  membawa  air  dari  bangunan  sadap  menuju  saluran  sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
2. Saluran  sekunder  membawa  air  dari  bangunan  yang  menyadap  dari  saluran primer  menuju  petak-petak  tersier  yang  dilayani  oleh  saluran  sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.




2.3 Sistem Irigasi
Usaha – usaha irigasi meliputi penyedian sarana dan prasarana untuk membagikan air berupa saluran pemberi dan untuk membuang air kelebihan berupa saluran drainase. Dalam pembuatan saluran pemberi harus didasarkan pada kebutuhan air maksimum untuk menghindari kekurangan air pada areal irigasi. Sedangkan pembuatan untuk saluran drainase didasarkan pada jumlah air yang harus dibuang dalam jangka waktu tertentu untuk menghindari kelebihan air pada areal irigasi.
Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
sistem irigasi permukaan (surface irrigation system),
sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system),
sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system),
sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation / drip irrigation system).

















BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum Irigasi dan Drainase dilakukan di Desa Langkahan, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara. Pada tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 09.00 – 17.00 WIB.
3.2 Pengarahan Praktikum
Peserta praktikum mendengarkan arahan dari dosen pengasuh, pembimbing praktikum danpetugas penjaga bendungan sebelum melakukan praktikum lapangan dengan mengunjungi 5 BJA yang terdapat di desa Langkahan Aceh Utara.

3.3  Penjelasan Objek Praktikum
   
Setelah mendengarkan pengarahan, peserta praktikum mendapatkan penjelasan dari pembimbing praktikum yaitu Bapak Adam Azmi yang merupakan penjaga saluran irigasi langkahan itu sendiri. Dari penjelasan diketahui bahwa terdapat 6 BJA yang menyalurkan saluran irigasi di beberapa kecamatan dan kabupaten termasuk kabupaten Aceh Timur. Lima BJA tersebut yaitu:
1. BJA 0 ( Pintu Utama)
2. BJA 1
3. BJA 2
4. BJA 3
5. BJA 4
6. dan BJA 5




BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Aliran Irigasi
Air irigasi yang terdapat di Langkahan di perkirakan berasal dari sungai yang terdapat di wilayah Bener Meriah yang mengalir sampai ke irigasi Langkahan. Jumlah air yang di alirkan dari irigasi induk untuk 15 kecamatan sebesar 19.360 ha.
Pintu air irigasi dibuka tergantung pada kebutuhan air irigasi untuk masing-masing wilayah. Apabila air irigasi untuk suatu wilayah telah tercukupi maka pinu irigasi akan ditutup karena apabila kelebihan debit air akan mengakibatkan banjir untuk wilayah tersebut.
Lain halnya apabila pada musim kemarau maka jumlah air untuk tiap wilayah akan di batasi dan di aliri menurut waktu tertentu yang telah di tetapkan, hal ini dilakukan untuk menghindari kekeringan air pada irigasi induk sehingga air irigasi untuk tiap wilayahnya dapat terpenuhi meski dalam jumlah yang minim.

4.2 Pembagian Air Irigasi
Pembagian air irigasi setiap Daerah Irigasi :
1. Kabupaten Aceh Timur :
Arakundo
Kecamatan Pante Bidari
Kecamatan simpang Ulim
Madat






2. Daerah Induk Jambo Aye Kecamatan Panton Labu ( Aceh Utara ).
Kecamatan Langkahan
Kecamatan Jambo Aye
Kecamatan Baktiya Barat
Kecamatan Seunudon

3. Daerah Induk Monsukon ( Pinggiran Aceh Utara ) :
Kecamatan Baktiya Barat
Kecamatan Jambo Aye
Kecamatan Seunudon

4. Daerah Induk Lhoksukon ( Aceh Utara ) :
Kecamatan Cot Girek
Kecamatan lhoksukon
Kecamatan Baktia Barat
Kecamatan lapang

Jumlah air yang dialirkan ke semua kecamatan sebanyak 19.360 ha. Air irigasi ini bersumber dari sungai yang terdapat di daerah kecamatan Bener Meriah yang mengalir sampai ke daerah Kecamatan Langkahan, Aceh Utara yang merupakan tempat lokasi pusat irigasi tersebut.






4.3 Pembagian Batas BJA
Sepanjang aliran irigasi terdapat 6 BJA antaranya :
4.3.1 BJA 0 ( Pintu Utama)
BJA 0 ini memiliki 6 pintu yang terbagi untuk beberapa wilayah,di pintu air BJA 0 ada pintu air untuk membuang kotoran air(drainase). Selain BJA 0 terdapat 5 BJA (Batas Jambo Aye) yang menyalurkan saluran irigasi di beberapa kecamatan dan kabupaten termasuk kabupaten Aceh Timur.

BJA 0 yang memiliki 6 pintu ini memiliki lebar pembukaan sebesar 22 m dengan kedalaman 6 m dan pintu penguras sebanyak 5 pintu.

4.3.2 BJA 1
Wilayah BJA 1 meliputi wilayah DI Jambo Aye, yaitu Langkahan, Tanah Jambo Aye, Baktiya. Berakhir di batasan lhoksukon (BLS). Untuk BJA 1 terdapat 4 pintu dan untuk BLS 2 pintu. BJA 1 terdapat di Gampong Kedumplak.
Jarak antara BJA 0 – BJA 1 sejauh 2.250 KM menuju arah Lhoksukon yang dapat ditemukan di Mesjid Matang Ubi. Kedalaman BJA 1 mencapai 4 m, lebar 18 m dengan debit air mencapai 90m^2
4.3.3 BJA 2
Pada BJA 2 terdapat 4 pintu, memiliki lebar 18m, kedalaman 2m, debit air sebesar 60m^3. BJA 2 berbatasan dengan kawasan Lueng Baro (BLB) dengan jumlah pintu satu pintu yang mengarah ke desa Lueng Baro.









4.3.4 BJA 3
BJA 3 memiliki 3 pintu dengan lebar BJA 16m dengan debit air mencapai 50m^3, berbatasan dengan Gampong Luboek Mane. Memiliki 2 pintu romin, kearah Kiri dan arah Kanan. Pintu romin sebelah kiri BJA 3 mengalir ke desa Luboek Mane sedangkan pintu romin sebelah kanan mengarah ke desa Mon Sukon. Namun romin kanan ini sudah tidak berfungsi lagi.

4.3.5 BJA 4
BJA 4 merupakan saluran kecil yang tidak memiliki pintu, namun memiliki 3 mercu. Satu mercu memiliki lebar ±3m. BJA 4 meiliki lebar 12m dengan kedalaman 4m. BJA 4 memiliki 2 romin, kiri dan kanan. Romin kiri mengalir ke Gampong kaki bale sedangkan romin kanan ke desa Matang Ketapang. Ke dua romin tersebut disebut juga sebagai irigasi tersier. BJA 3 bertempat di Gampong Lebok Maneh

4.3.6 BJA 5
Memiliki dua pintu dan dua romin, romin kiri mengalir ke DI Jambo Aye yaitu; langkahan, tanah jambo aye, baktiya. Sedangkan romin kanan mengalir ke daerah Aceh Timur yaitu, Arakundo, kecamatan Pante bidari, kecamatan simpang Ulim, dan Madat. Kedua romin ini disebut juga sebagai irigasi sekunder. Terletak di desa paya tukai
Panjang saluran dari BJA 1 sampai BJA 5 mencapai 14.600m. Saluran ini juga di sebut sebagai saluran primer. Proses pengaliran air 4 – 5 jam baru sampai ke tujuan.







4.4 Sistem Perawatan
Adapun tata kelola irigasi itu dilaksanakan melalui prosudur dengan memperoleh data dari keujrun blang baru kemudian dilaksanakan oleh petugas lapangan
Untuk perawatan dilakukan setiap 5 atau 6 bulan sekali. Untuk perawatan biasanya di lakukan pengerokan lumpur dengan menggunakan Eksvaktor. Lumpur biasanya mengendap di BJA 0 menuju BJA 1 di situ sengaja di buat lebih dalam supaya lumpur mengendap dan menumpuk di satu tempat supaya mudah saat di bersihkan.
4.4.1 Saluran Buangan
Saluran buangan dibuat untuk membuang lumpur. Biasanya pada saat air berlumpur maka saluran buangan di buka supaya lumpur tidak mengalir ke BJA selanjutnya.
4.4.2 kendala Pengelolaan
Dari wawancara kami dengan petugas perawatan  beliau mengatakan kendalanya mungkin tidak ada, cuman kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai atau aliaran irigasi masih kurang, akibatnya sampah – sampah menyumbat bendungan- bendungan yang terdapat di sepanjang aliran irigasi.

4.5 Manfaat Irigasi Langkahan
Adapun manfaat dari sistem irigasi langkahan, adalah :
Memasok kebutuhan air pada areal persawahan umumnya di Aceh Utara
Menjamin ketersediaan air di musim kemarau.
Menurunkan suhu tanah.
Mengurangi kerusakan tanah.
Petani dapat meningkatkan itensitas tanam minimal 2 kali setahun
Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa




BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum matakuliah Irigasi dan Drainase di Langkahan, maka saya menyimpulkan bahwa :
1. Air irigasi di Langkahan bersumber dari sungai yang terdapat di daerah kecamatan Bener Meriah yang mengalir sampai ke daerah Kecamatan Langkahan, Aceh Utara yang merupakan tempat lokasi pusat irigasi tersebut.

2. Pembagian air irigasi yang di aliri dari irigasi induk di desa Langkahan meliputi beberapa wilayah yaitu :
a. Kabupaten Aceh Timur :
Arakundo
Kecamatan Pante Bidari
Kecamatan simpang Ulim
Madat

b. Daerah Induk Jambo Aye Kecamatan Panton Labu ( Aceh Utara ).
Kecamatan Langkahan
Kecamatan Jambo Aye
Kecamatan Baktiya Barat
Kecamatan Seunudon

c. Daerah Induk Monsukon ( Pinggiran Aceh Utara ) :
Kecamatan Baktiya Barat
Kecamatan Jambo Aye
Kecamatan Seunudon



d. Daerah Induk Lhoksukon ( Aceh Utara ) :
Kecamatan Cot Girek
Kecamatan lhoksukon
Kecamatan Baktia Barat
Kecamatan lapang

3. Untuk membagi saluran irigasi kebebrapa wilayah itu maka telah di buat beberpa batasan dengan jatah aliran tersendiri, batasan tersebut disebut dengan BJA (Batasan Jambo Aye). Sepanjang aliran irigasi terdapat 6 BJA antaranya :
7. BJA 0 ( Pintu Utama)
8. BJA 1
9. BJA 2
10. BJA 3
11. BJA 4
12. dan BJA 5












5.2 Saran
Air irigasi di Langkahan adalah salah salah satu air irigasi yang terbesar yang ada di Aceh Utara, mampu mengairi lebih dari 15 kecamtan di Aceh Utara dan Aceh Timur. Dari hasil praktikum irigasi dan drainase di Langkahan, maka saran saya sendiri yaitu :
1. Perawatan bendungan irigasi ini tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya.
sehingga kegiatan pertanian khususnya lahan persawahan dapat menghasilkan produksi yang maksimal dengan tersedianya fasilitas irigasi yang baik.

2. Pemerintah harus lebih transparan dan terbuka dalam pengunaan dana APBN untuk perbersihan saluran irigasi diLangkahan, karena selama ini menurut wawancara di lapngan dengan salah satu penjaga pintu irigasi, selama ini merka tidak tau berapa anggaran untuk proses penbersihan / perbaikan saluran irigasi setiap tahunnya.

3.  Peran penyuluh harus ditingkatkan dalam meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa









Komentar

Postingan Populer